Tidak Perlu Berlebihan, Bersikap Biasa Saja

Posted by

Kuliah dikampus yang sama dengan almamater pak boss tentu menjadi hal yang menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan pak boss bisa dibilang “cukup” terkenal dikalangan dunia maya. Baik disosial media ataupun karya-karya yang ditulis di blog pribadi beliau. Pastinya, ada dosen ataupun mahasiswa pak boss dulu ataupun teman pak boss semasa kuliah ada yang bekerja di kampus yang sekarang saya adalah salah satu mahasiswanya. Efeknya, ada beberapa dosen yang mengenal saya ataupun staff Excellent yang lain. Apakah itu kenal karena saya pernah di mention di status pak boss di FB dan dibaca oleh dosen tersebut yang berteman dengan pak boss ataupun kenal karena adanya sesi perkenalan diawal-awal masuk kuliah. Ataupun kenal karena hal yang lain.

Setiap ada kelas, saya selalu mewanti-wanti pada team yang lain yang kebetulan masuk kampus yang sama, tahun ajaran sama, jurusan sama dan kelas yang sama agar bersikap biasa saja dan tidak perlu menonjolkan bahwa kita dari Excellent. Anak buahnya pak Vavai. Kenapa saya info seperti itu? karena dikhawatirkan dosen memperlakukan saya ataupun team yang lain secara berbeda (diistimewakan) dibandingkan dengan teman-teman yang lain.

Ada 2 kemungkinan perlakuan istimewa tersebut. Pertama, sang dosen akan lebih bagus dan maksimal dalam penyampaian materi pelajaran karena sebagian mahasiswa sudah mengetahui pelajaran tersebut.Β Atau malah dosen jadi “Kikuk atau minder” pada saat mengajar karena merasa mahasiswanya lebih tahu dibandingkan dengan dirinya. Padahal, saya sama sekali baru tahu apa yang diajarkan. Meskipun memang, beberapa yang diajarkan “pernah” tahu. Perlakuan istimewanya misalnya : “Aaah, Ahmad dan team yang lain mah sudah biasa masalah beginian. Inimah terlalu gampang buat mereka”. Atau “Ahmad dan team mah anak buahnya pak Vavai, jadi langsung saja dikasih nilai A”. Atau “Ahmad dan team ngga usah ikut ujian ya, langsung saja saya kasih nilai A++”. Meskipun nilai A++ kayanya ngga ada deh πŸ˜€

Perasaan “kikuk atau minder” juga pernah terjadi pada saya. Ketika sedang mengajar training dan materi yang diajarkan ternyata lebih dikuasai oleh peserta training dibandingkan saya sendiri. Alhasil, saya jadi minder untuk mengajarkannya. Dan yang menjadi masalah adalah, materi yang disampaikan kurang maksimal. Muncul perasaan “Duuuuh, inimah kaya ngajarin ikan berenang”. Gumam saya dalam hati. Namun hal tersebut juga menjadi masukkan untuk saya agar lebih dipelajari, dikuasai dan diperdalam lagi materi yang disampaikan.

Karena hal tersebut, saya mewanti-wanti ke team yang lain agar tidak perlu memperkenalkan diri secara “berlebihan” dan bersikap biasa saja. Kosongkan gelas disetiap pelajaran agar isi teko bisa mengisi gelas tersebut. Jangan sampe gelas sudah penuh dan air dari teko meluber/tidak masuk. Itu adalah ungkapan agar setiap pelajaran, banyak mendengar supaya dapat diserap dan dimengerti.

Sumber gambar : https://www.pinterest.com/

Ketika ada kelas dihari Sabtu kemarin, saya sempat tegur (lebih tepatnya memberi tahu) team agar jangan terlalu “berlebihan” memperkenalkan diri/show off. Team tersebut memberitahu bahwa pernah berkunjung ke perusahaan A dan melakukan inhouse training yang kebetulan dosen tersebut pernah bekerja diperusahaan A tersebut. Cukup beliau dan teman-teman yang lain mengetahui dengan sendirinya. Jika sang dosen mengetahui itu, dikhawatirkan ada perlakuan “istimewa” seperti yang sudah dijelaskan diatas πŸ˜€ . Syukur-syukur kalo perlakuan istimewanya yang pertama, jika yang kedua bagaimana? πŸ˜€

Tulisan ini tidak bermaksud “menyombongkan diri” bahwa saya sudah mengetahui apa yang diajarkan (sudah expert) sehingga diperlakukan “istimewa” karena hal tersebut. Tulisan ini hanya cerita apa yang saya “rasakan” ketika bertemu salah satu pegawai dikampus yang menurut saya terlihat “kikuk atau minder” ketika bertemu saya dan team πŸ™‚ . Karena pada hakikatnya, saya hanya “tahu duluan” dibandingkan beliau.

Diluar dari itu semua, apa yang ditulis diatas adalah agar saya pribadi terhindar dari sifat “sombong” dalam mencari ilmu/berilmu. Seperti pesan pada meme dibawah

Sumber gambar : Google

Bersikaplah seperti biasa, calm dan tetap membumi πŸ™‚

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.