Hi Guys, hari kamis tanggal 22 Januari 2014, saya melakukan kunjungan kerja pada salah satu klien di daerah Cirebon dengan pak boss Vavai. Untuk menuju Cirebon, saya dan pak boss menggunakan transportasi public kereta api. Bisa dibilang, ini merupakan perjalanan kedua saya menggunakan kereta api jarak jauh. Sebelumnya, perjalanan pertama saya menggunakan kereta api jarak jauh menuju kota Semarang untuk melakukan kunjungan kerja juga.
Untuk melakukan kunjungan ke Cirebon ini, beberapa persiapan sudah dilakukan. Mulai dari pemesanan tiket via online, print tiket di Stasiun Bekasi dan pemesanan hotel via Agoda. Tidak lupa juga persiapan software, CD/DVD yang akan digunakan nanti. Berangkat dari rumah sekitar pukul 05 pagi lebih dan bertemu di stasiun Bekasi dengan pak Boss. Dari stasiun Bekasi berangkat menggunakan Commuter Line, turun di stasiun Gondangdia dan lanjut naik Taksi ke stasiun Gambir. Sesampainya di stasiun Gambir kurang lebih pukul 07 dan masuk pada salah satu tempat makanan siap saji dan memesan beberapa makanan dan minuman sebagai sarapan dipagi hari.
Keluar dari tempat makanan siap saji kurang lebih jam 8 kurang dan langsung melakukan pemeriksaan tiket. Ternyata kereta yang akan saya naiki akan berada antara peron 3 dan 4. Sayapun bergegas naik ke peron atas dan menunggu di pemberhentian gerbong no 1. Duduk-duduk di tempat duduk yang telah disediakan sambil mendengarkan derasnya hujan yang turun, dinginnya suhu udara, turunnya kabut dan hilir mudik kereta api maupun Commuter Line. Sungguh pemandangan seperti bukan di Indonesia saat itu dengan cuaca yang dingin dan berkabut.
Dua puluh menit menuju kedatangan kereta, saya pindah menuju pemberhentian kereta gerbong 5. Pindah tempat ini dikarenakan sekilas saya melihat nomor tempat duduk yang akan saya tempati, yaitu nomor 5a dan 5b. Disebelah pemberhentian gerbong no 5 ini, terdapat toilet. Saya-pun masuk ke toilet tersebut dan buang air kecil disana (yaelaaah, ngga usah diceritain kali buang air kecil mah. Wkwkwkw). Hal tersebut saya ceritakan juga supaya alur ceritanya dapet. Wkwkwkwk.
Jam menunjukkan hampir pukul 9 dan kereta yang ditunggu-pun akhirnya datang juga. Saya masuk ke gerbong 5 dan mencari nomor duduk 5a dan 5b sesuai dengan info di tiket, kemudian membereskan barang bawaan pada bagasi yang telah disediakan. Posisi kursi juga tidak lupa diubah agar mengarah ke arah depan. Tidak lama berselang setelah membereskan tempat duduk, datang bapak-bapak tua menghampiri saya sambil tersenyum dan bertanya “dek, tempat duduk disebelah kosong ya?” spontan saya bilang “ada orangnya pak”. Karena saya berdua dengan pak boss. Lalu pak tua itupun bilang “looooh ko ada orangnya? tapi tiket saya sesuai dengan nomor-nya, yaitu nomor 5a” kata pak tua tersebut. Tidak lama kemudian muncul petugas dan menanyakan, “Ada yang bisa saya bantu pak?” “ini pak, nomor 5a ada 2, yaitu punya saya dan punya bapak ini” sambil memberikan tiket saya dan tiket bapak tua tersebut.
Petugas pun melihat tiket saya dan tiket bapak tua tersebut. Tiket pak tua cocok dan tiket yang saya pegang ternyata salah gerbong meskipun nomor bangkunya sama (padahal disemua gerbong pasti sama nomornya. Wkwkwwk). Petugas itu pun bilang “Oooh, bapak salah gerbong pak, seharusnya di gerbong 1” sambil menunjukkan tulisan eksekutif 1 pada saya. Walaaaah, ternyata saya tidak melihat tulisan eksekutif 1 nya (padahal ngga tahu dan tidak bertanya. Wkwkwkw). Kenapa saya berasumsi gerbong 5 saat itu, karena sebelumnya saya juga berpatokan pada tiket perjalanan ke Semarang dengan melihat nomor bangku dan sesuai (mungkin waktu itu kebetulan nomor bangku dan nomor gerbongnya sama. Hadeeeuuuuh). Akhirnya saya pun mengambil kembali barang-barang yang sudah disimpan pada bagasi dan meminta maaf pada bapak tersebut perihal salah tempat duduk. Untungnya bapak ini ramah dan malahan bapak ini juga yang meminta maaf perihal tempat duduk tersebut.
Well, akhirnya saya pergi ke gerbong 1 dan mencari tempat duduk yang tepat. Sesampainya digerbong 1 dan duduk dibangku yang tepat setelah merapikan bawaan pada bagasi, saya tertawa kecil mengingat kekonyolan salah tempat duduk. Ko bisa ya salah tempat duduk? malu-maluin aja hadeuuuuh. Yaaah, itulah sepenggal pengalaman saya perihal naik kereta api untuk yang kedua kalinya. Pesan moralnya adalah jangan terlalu pede atau yakin dan jangan malu bertanya juga pada orang sekitar atau petugas pada saat di stasiun. Yaa jadinya gitu deh apa yang saya alami. Mungkin saya terlalu malu dan terlalu besar malunya (bukan besar kemaluan ya. Wkwkkw)
Semoga lain kali saya lebih teliti dalam melihat dan memahami informasi. Aamiin